Luwu – Keseriusan PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) untuk maksimal membuka lapangan kerja di Kabupaten Luwu yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Luwu, terlihat dengan mulainya kegiatan tapping metal perdana ferronikel 1.
Pada bulan April 2024 ini, PT BMS yang terletak di Kecamatan Bua, membuka sejarah baru bagi masyarakat Kapupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Adapun pengeritian tapping metal perdana ferronikel yang telah dilakukan PT BMS ini, merupakan sebuah bentuk bagian tahap di dalam produksi dimana seluruh kegiatan dengan pengambilan gambar shooting baik di dalam area dapur pabrik smelter maupun di luar area dapur pabrik smelter.
Hal ini menandakan bahwa PT BMS sudah akan segera memulai memasuki tahapan operasi produksi pabrik smalter, dengan investasi bernilai triliunan salah satu anak perusahaan KALLA GROUP sebagaimana yang berlokasi di Desa Karang-Karangan Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu tersebut.
“Alhamdulillah, perusahaan kami sudah mulai melakukan tapping metal perdana ferronikel 1 dengan sukses,” tutur Site Project Manager PT BMS, Zulkarnain kepada awak media ini, Jumat (12/04-2024).
Menurutnya, bahwa kegiatan ini sebagai bentuk uji coba pra operasi produksi pabrik smelter, untuk lebih lanjut memasuki tahapan operasi produksi. “Yah, kegiatan tapping metal perdana ferronikel 1 yang telah kami lakukan sekarang ini, untuk menganalisa secara detail terhadap kesiapan daya dukung dan kemampun pabrik smelter kita sebelum memasuki tahapan operasi produksi,” ujarnya.
Lanjut ia menjelaskan, jadi melalui kegiatan tapping metal perdana ferronikel 1 ini, maka sekaligus untuk menstimulasi tenaga kerja yang akan nantinya ditempatkan untuk menangani kegiatan proses operasi produksi pada pabrik smelter tersebut.
Lanjut, bagaimana tenaga kerja nantinya mampu menangani kegiatan operasi produksi ferronikel di dapur pabrik smelter, supaya sanantiasa pula mengedepankan profesionalisme kerja, menurut standar keselamatan dan kesehatan kerja atau K3. “Karena K3 sangat mutlak untuk diterapkan, terlebih pada lingkungan kerja prabrik smelter yang sifatnya sangat berisiko tinggi,” ungkpanya.
Lebih lanjut Zul mengemukakan, sebab perusahaan kita tentunya sangat memprioritaskan standar K3, untuk sedapat mungkin memenimilisasi timbulnya angka kecelakaan kerja. “Jadi kita sangat mengharapkan melalui kegiatan tapping metal perdana ferronikel 1 ini dapat menstimulasi pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja saat nantinya menangani lebih lanjut kegiatan pengelolaan operasi produksi ferronikel pada dapur pabrik smelter,” ungkapnya.
Menurutnya, hal ini sudah merupakan komitmen perusahaan untuk menghadirkan investasi pembangunan pabrik smelter, sehingga menjadi suatu harapan bangsa pasar tenaga kerja bagi masyarakat Luwu, khususnya untuk menyerap angka pengangguran usia kerja produktif. “Doakan yah, semoga PT BMS ini agar segera memasuki tahapan operasi produksi,” harapnya. (*/rls)