
Luwu – Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu yang juga memimpin Gabungan Organisasi Wanita, Kurniah Patahudding, menyoroti potensi tantangan yang mungkin dihadapi organisasi perempuan, seperti diskriminasi, stereotip gender, maupun minimnya dukungan dari lingkungan sekitar.
Mengantisipasi hal tersebut, ia berharap organisasi perempuan dapat menjadi wadah yang inklusif sekaligus sarana pemberdayaan, sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup perempuan dan keluarga.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Luwu di Trans Cafe and Resto Belopa, Selasa (12/08/2025).
Acara ini dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion bertema Pemberdayaan Perempuan Bidang Politik, Hukum, Sosial, dan Ekonomi.
Kurniah menegaskan bahwa organisasi memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui program pemberdayaan, advokasi, serta peningkatan kesadaran akan hak-hak perempuan.
“Organisasi juga dapat menjadi tempat bagi perempuan untuk saling mendukung, berbagi pengalaman, dan mengembangkan diri,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemberdayaan dapat dilakukan melalui program di bidang pendidikan, ekonomi, hukum, dan sosial dengan menyediakan akses informasi serta sumber daya yang memadai.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Luwu, Hidayah Made, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan gender, partisipasi, dan kualitas perempuan di berbagai sektor.
“Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat peran perempuan dalam pembangunan daerah, sekaligus mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi untuk dirumuskan menjadi program kerja,” jelasnya.
Acara tersebut dihadiri 18 organisasi perempuan dari berbagai wilayah di Kabupaten Luwu dan menghadirkan narasumber aktivis perempuan asal Makassar, Musna.