Nasional – Gelombang aksi protes yang dipicu kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan, Kamis (28/08/2025), semakin meluas ke berbagai kota, termasuk Jakarta dan Makassar.

Unjuk rasa yang semula damai berkembang menjadi kerusuhan dan pembakaran fasilitas publik, salah satunya Gedung DPRD Makassar pada Jumat malam (29/08/2025). Peristiwa itu menelan korban jiwa dan memicu sorotan nasional terhadap kinerja aparat serta lembaga legislatif.

Di tengah situasi memanas, aktivis muda sekaligus influencer media sosial, Salsa Erwina Hutagalung, menyampaikan sembilan poin tuntutan kepada DPR RI dan pemerintah.

Ia menegaskan bahwa aspirasi rakyat harus ditindaklanjuti dalam waktu tujuh hari, jika tidak, aksi massa akan kembali digelar dengan skala lebih besar.

Salsa juga mengimbau agar massa tidak bertindak anarkis, tidak melakukan penjarahan, serta tidak menyeret kelompok minoritas sebagai sasaran.

“Teman-teman, aku tahu kita semua marah. Tapi jangan sampai aksi ini berubah jadi anarki yang justru merugikan rakyat sendiri. Fokus pada tuntutan yang jelas,” ujarnya dalam video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, @salsaer.

Sembilan Tuntutan Publik yang Disuarakan

1. Segera sahkan RUU Perampasan Aset untuk memberantas korupsi dan mempersempit ruang gerak pejabat nakal.

2. Pecat anggota DPR yang terbukti menghina rakyat atau hanya menjadi corong partai politik tanpa memperjuangkan kepentingan masyarakat.

3. Bebaskan semua demonstran yang ditangkap saat aksi 25, 28, dan 29 Agustus 2025, karena mereka hanya menyampaikan aspirasi.

4. Audit transparan penggunaan anggaran DPR yang mencapai Rp10 triliun per tahun, dengan pemangkasan anggaran tidak penting.

5. Turunkan gaji dan tunjangan anggota DPR agar maksimal hanya sembilan kali UMR, disertai keterbukaan besaran pendapatan.

6. Terapkan Key Performance Indicators (KPI) bagi setiap anggota DPR sebagai standar kinerja yang terukur.

7. Audit menyeluruh terhadap BUMN, memastikan keuntungan jelas serta membuka peluang IPO atau kerja sama dengan swasta untuk efisiensi.

8. Batalkan rencana kenaikan pajak yang dinilai hanya menambah beban rakyat.

9. Adili pelaku yang menyebabkan kematian Affan Kurniawan dengan hukuman seberat-beratnya.

Selain tuntutan dari Salsa Erwina, kelompok buruh yang ikut turun ke jalan membawa enam poin tambahan, antara lain: penghapusan sistem outsourcing, penghentian praktik PHK massal, reformasi pajak perburuhan, pengesahan RUU Ketenagakerjaan tanpa skema omnibus law, pengesahan RUU Perampasan Aset, serta revisi RUU Pemilu.

Sementara itu, kalangan mahasiswa menuntut langkah lebih ekstrem berupa pembubaran DPR RI dan pencabutan tunjangan berlebihan yang dianggap tidak masuk akal di tengah kesulitan rakyat.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengklaim pihaknya mendengar aspirasi masyarakat dan akan menindaklanjuti sesuai mekanisme yang ada.

Namun, ia juga mengingatkan agar aksi unjuk rasa dilakukan secara tertib.

“DPR memiliki komitmen untuk membenahi diri. Aspirasi publik sangat penting, tapi jangan sampai disampaikan dengan cara yang merusak,” ujarnya.

Di sisi lain, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menewaskan Affan.

Ia berjanji akan mengevaluasi tindakan aparat dan menindak tegas pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Gelombang tuntutan ini menjadi ujian besar bagi pemerintah dan DPR. Publik kini menunggu apakah sembilan tuntutan utama dan berbagai aspirasi lain benar-benar dijawab, atau justru akan menyalakan kembali bara amarah rakyat.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *