Internasional – Kekosongan kepemimpinan setelah pengunduran diri KP Sharma Oli di tengah gelombang unjuk rasa besar membuat anak-anak muda Nepal mengambil langkah tak biasa.

Generasi Z di negara Himalaya itu memutuskan menggelar pemilihan umum darurat secara daring melalui aplikasi Discord.

Hasilnya, pada Jumat (12/09/2025), Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, terpilih sebagai perdana menteri sementara.

Penunjukan ini menandai sejarah baru karena Karki menjadi perempuan pertama yang memimpin pemerintahan Nepal.

Ia akan menjabat hingga digelarnya pemilu nasional pada 5 Maret 2026.

Gelombang protes dipicu kebijakan pemerintah menutup akses ke sejumlah media sosial populer, termasuk Facebook dan Instagram.

Kebijakan itu memicu kemarahan publik, terutama kalangan muda, yang kemudian memenuhi jalan-jalan dengan slogan antikorupsi.

Kerusuhan pecah setelah aparat menembakkan peluru tajam, gas air mata, dan memukuli demonstran.

Aksi massa menjalar ke berbagai wilayah: kantor pemerintah dibakar, bandara dirusak, stasiun TV diserang, hingga kompleks pemerintahan Singha Durbar dilalap api.

Tragedi itu menewaskan 51 orang dan melukai lebih dari 1.300 orang. Akibat situasi yang kian memburuk, PM KP Sharma Oli beserta empat menteri mundur.

Militer kemudian mengambil alih ibu kota, menetapkan jam malam, dan memberi kesempatan singkat bagi warga untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Di tengah situasi kacau, kelompok muda memanfaatkan Discord untuk berdiskusi dan menentukan calon pemimpin sementara. Server khusus dengan lebih dari 145 ribu anggota menjadi arena debat, polling, dan pengambilan keputusan.

Sepekan penuh perwakilan aksi protes mengadakan jajak pendapat.

Nama Sushila Karki muncul sebagai kandidat paling populer karena rekam jejaknya dalam memberantas korupsi dan ketegasannya sebagai hakim agung.

“Saat ini parlemen Nepal adalah Discord,” ujar Sid Ghimiri (23), kreator konten dan penyelenggara kanal diskusi itu, seperti dikutip dari Kompas.

Berusia 73 tahun, Karki dikenal sebagai sosok berintegritas. Saat memimpin Mahkamah Agung, ia pernah menjatuhkan vonis korupsi terhadap Menteri Informasi dan Komunikasi Jaya Prakash Prasad Gupta.

Ia juga membatalkan keputusan pemerintah terkait penunjukan kepala kepolisian, meski berujung pada mosi pemakzulan yang akhirnya gagal setelah mendapat dukungan luas masyarakat sipil.

Karki dan suaminya, Durga Prasad Subedi, lama dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi.

Keduanya ikut serta dalam gerakan rakyat 1990 yang berhasil mengakhiri monarki absolut di Nepal. Dari pengalaman dipenjara saat itu, Karki menulis novel Kara yang menggambarkan kehidupan di balik jeruji.

Setelah pelantikan Karki, situasi perlahan stabil. Mahkamah Agung, lembaga perbankan, dan kepolisian mulai berfungsi kembali di Kathmandu.

Meski demikian, tantangan besar masih menanti hingga pemilu resmi digelar Maret 2026 mendatang.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *