Peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu yang ke 78 dan dan Hari Jadi Luwu yang ke 756 diwarnai dengan aksi unjuk rasa, bahkan diduga salah satu mobil pejabat disandera oleh Aliansi Wija To Luwu di Walenrang Utara, Selasa (23/01).
Aksi tersebut digelar untuk mendesak Presiden mencabut moratorium pemekaran daerah dan segera membentuk Provinsi Luwu Raya.
Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi tersebut juga mendesak Anggota DPR RI Dapil Sulawesi Selatan dapil III untuk serius memperjuangkan pemekaran Luwu Tengah. Selain itu, Aliansi Wija To Luwu juga mendesak PJ Gubernur Sulawesi Selatan untuk memfasilitasi pertemuan antara Wija To Luwu dengan Presiden di Jakarta.
Pada orasinya Ketua Aliansi Wija To Luwu , Marwan, mengatakan tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan pemekaran Luwu Tengah. Ia mengaku akan terus berjuang sampai Luwu Tengah menjadi daerah otonomi baru. “Kami akan terus berjuang, Luwu Raya Harga Mati, ” ujarnya.
Marwan menambahkan, Moratorium pemekaran daerah yang diberlakukan oleh Presiden merupakan hambatan terbesar dalam mewujudkan cita-cita Wija To Luwu. Moratorium tersebut dinilai tidak tepat diterapkan di Luwu Raya, yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, Luwu Raya sudah mampu menjadi daerah otonomi baru yang mandiri secara finansial.
Aksi unjuk rasa Aliansi Wija To Luwu juga diwarnai dengan pembakaran ban bekas di jalan poros di Walenrang Utara. (kartini)