Luwu Timur – Upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat terus menjadi komitmen bersama antara pemerintah dan perusahaan.
Hal tersebut diwujudkan melalui berbagai program edukasi dan penguatan kapasitas tenaga kesehatan, seperti yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) di wilayah operasionalnya.
Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, perusahaan menghadirkan kontribusi nyata yang mendorong kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penguatan sistem layanan medis.
Di Kabupaten Morowali, PT Vale bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali dalam program Gerak Sehat Bersama dengan menggelar edukasi massal bertajuk Geser ISPA: Gerakan Edukasi Serentak Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, bertepatan dengan peringatan Hari Pneumonia Sedunia dan Hari Kesehatan Nasional, Jumat (14/11/2025).
Momentum ini menjadi ajakan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan pernapasan dan memahami langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Morowali, Nur Asia Musa, menyampaikan apresiasi atas kontribusi PT Vale.
“Kami sangat mengapresiasi PT Vale atas keterlibatannya dalam setiap kegiatan yang kami selenggarakan. Ini bentuk nyata komitmen perusahaan terhadap kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Head of Bahodopi Project PT Vale, Wafir, menegaskan bahwa keberhasilan proyek tidak hanya diukur dari aspek operasional, tetapi juga dampak positif yang diberikan kepada masyarakat sekitar.
“Kesehatan adalah prioritas. Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman ISPA,” jelasnya.
Gerakan edukasi ini menjadi wujud komitmen PT Vale terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat, diharapkan angka kasus ISPA dapat ditekan, sehingga kualitas hidup masyarakat Morowali semakin meningkat.
Sementara itu, di Kabupaten Kolaka, PT Vale melalui Program Sosial Lingkungan Kolaka Sehat, Bersih, dan Berdaya menggelar pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) bagi tenaga kesehatan di empat kecamatan wilayah pemberdayaan.
Senior Coordinator Occupational Health & Industrial Hygiene Analyst PT Vale IGP Pomalaa, dr. Aditya Hafria Vanani, menjelaskan bahwa pelatihan BTCLS ini bertujuan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam menangani kegawatdaruratan trauma dan kardiak secara komprehensif.
Menurutnya, empat kecamatan dipilih berdasarkan tingginya risiko kecelakaan lalu lintas di jalur poros Ring 1 serta kondisi sertifikasi BTCLS di wilayah tersebut yang sudah kedaluwarsa.
“PT Vale hadir membantu memfasilitasi agar tenaga medis dapat memperbarui kompetensinya, sehingga mampu memberikan pertolongan cepat saat terjadi kondisi gawat darurat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa manfaat pelatihan ini juga dirasakan oleh karyawan maupun kontraktor PT Vale yang melintasi kawasan tersebut.
Materi pelatihan mencakup penanganan serangan jantung, cedera kepala dan dada, patah tulang, hingga berbagai kondisi kegawatdaruratan akibat benturan.
Setelah kegiatan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan keahlian tersebut baik di Instalasi Gawat Darurat maupun situasi darurat di lapangan.
Dr. Aditya menyebutkan bahwa pelatihan serupa akan kembali dilaksanakan tahun depan dengan kuota 30 peserta, dan akan diperluas bagi tenaga kesehatan di luar empat kecamatan jika kebutuhan sudah terpenuhi.
Camat Pomalaa melalui Kasi Pembangunan Masyarakat Desa/Kelurahan, Laode Ndikode, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, BTCLS menjadi langkah penting dalam meningkatkan kapasitas tenaga medis.
“Ini langkah baik yang dilakukan perusahaan di Kecamatan Pomalaa. PT Vale telah memberikan contoh nyata dalam mendukung peningkatan kualitas SDM tenaga medis,” ucapnya.
Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Kesehatan Kolaka melalui Kepala Puskesmas Pomalaa, dr. Alriyani Hamzah.
Ia menjelaskan bahwa pelatihan BTCLS umumnya membutuhkan biaya besar jika dilakukan mandiri di kota besar seperti Kendari atau Makassar.
“Ini berkah bagi tenaga medis di Kecamatan Pomalaa, Tanggetada, Baula, dan Wundulako,” ujarnya.
Ia berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik dan menerapkan ilmu tersebut untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan cepat.








