
Internasional -Pemerintah Iran mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh warga Israel untuk segera meninggalkan wilayah pendudukan Palestina.
Seruan ini datang setelah serangkaian serangan militer balasan yang diluncurkan oleh Iran sebagai respons terhadap agresi Israel beberapa hari sebelumnya.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Minggu (15/06/2025), juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Kolonel Reza Sayyad, menegaskan bahwa tidak ada lagi tempat yang aman di wilayah yang dikuasai Israel.
Ia memperingatkan bahwa operasi militer Iran akan terus berlanjut dan mencakup seluruh area pendudukan, termasuk situs-situs penting militer dan pusat pengambilan keputusan Israel.
“Pesan kami jelas: tinggalkan wilayah yang kalian duduki sebelum terlambat. Tempat ini tidak akan layak huni dalam waktu dekat,” kata Sayyad. Ia juga menambahkan bahwa tempat persembunyian bawah tanah pun tidak akan mampu memberikan perlindungan memadai.
Iran menyatakan telah mengumpulkan data intelijen lengkap terkait lokasi strategis Israel, termasuk kediaman para komandan militer dan ilmuwan pertahanan.
Menurut Sayyad, serangan presisi yang dilancarkan dalam beberapa malam terakhir telah menunjukkan bahwa Iran dapat menyerang secara akurat kapan pun diperlukan.
Ketegangan meningkat setelah Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan ratusan warga Iran, termasuk tokoh militer senior, pada Jumat malam (13/06/2025) dalam operasi bernama Rising Lion.
Serangan itu mengakibatkan 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka, termasuk korban sipil akibat serangan ke area permukiman.
Tak berselang lama, Iran membalas dengan menghujani wilayah Israel menggunakan puluhan rudal yang menyasar Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, dan wilayah lainnya.
Setidaknya 14 orang tewas dan hampir 400 orang mengalami luka-luka akibat serangan pada Sabtu (14/06/2025), menurut laporan internasional.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menanggapi agresi ini dengan menunjuk komandan militer baru dan menyatakan bahwa Israel akan menghadapi masa depan yang suram.
Dalam kondisi krisis ini, kehidupan di wilayah pendudukan praktis lumpuh. Warga Israel menghabiskan sebagian besar waktu di dalam bunker dan tempat perlindungan. Sementara itu, Iran memastikan serangan akan terus berlanjut selama dianggap perlu demi membela kedaulatan negara mereka.
Kolonel Sayyad juga mengingatkan agar warga sipil tidak dijadikan tameng oleh pihak militer Israel.
Ia menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hanya mementingkan keselamatan dirinya sendiri dan keluarganya, tanpa memperhatikan rakyatnya yang terjebak di zona konflik.