Luwu – Menyusul terjadinya bencana banjir dan longsor akibat tingginya curah hujan terutama pada tanggal 2-3 Mei 2024 lalu di wilayah Kabupaten Luwu, PT Masmindo Dwi Area (MDA) melanjutkan sejumlah inisiatif dan dukungan bagi para pihak yang terkena dampak, dengan berkoordinasi bersama-sama pihak-pihak setempat terkait. Belopa, 5 Mei 2024
Kepala Teknik Tambang (KTT) MDA, Mustafa Ibrahim, menyampaikan bahwa MDA telah sigap mengirimkan bantuan dalam bentuk pendistribusian makanan siap saji dan air minum bagi warga sekitar yang terkena dampak, yang berada di 4 desa pada Jumat, 3 Mei 2024. Namun, karena adanya longsor di sejumlah titik di sepanjang jalan akses Perusahaan, yang menyebabkan putusnya jalan dan jembatan, pendistribusian bantuan Perusahaan kepada warga terdampak hanya bisa dilakukan secara terbatas.
Kondisi wilayah site Awak Mas MDA di Latimojong saat ini masih terisolasi dampak dari bencana alam ini dikarenakan putusnya akses jalan akibat longsor. Isu kecukupan persediaan makanan dan stok solar yang minim untuk menghidupkan genset serta alat komunikasi di site MDA telah menjadi permasalahan penting yang harus secara cepat dapat dikelola untuk dicarikan solusinya. Hingga hari ini, Minggu, 5 Mei 2024, tim MDA telah dan terus berupaya membuka akses jalan dengan mengerahkan 4 unit alat berat (excavator) yang dimiliki. Upaya pembukaan akses jalan ini dilakukan Perusahaan baik dari akses Kandeapi maupun yang melalui Sungai Songgang (total 5 titik), yang keduanya mengarah ke Desa Ranteballa.
Upaya pembukaan akses jalan akibat longsor direncanakan akan terus dilanjutkan Perusahaan untuk rencana dan upaya pembukaan akses jalan dari Ranteballa ke wilayah desa-desa lainnya, baik ke arah Desa Tabang, opsi rute ke Desa Pajang, dan rute hingga Desa Kadundung. Dari areal Kadundung, dengan terputusnya Jembatan Kadundung akibat arus deras banjir, kontak dan koordinasi juga telah dilakukan Perusahaan dengan pihak Dinas PUPR Luwu untuk rencana dan opsi-opsi yang diperlukan untuk solusi jembatan ini.
Selain itu juga, upaya pembukaan akses dari wilayah site MDA hingga ke Desa Ranteballa oleh Perusahaan ini setidaknya dapat membantu memberikan bantuan kepada warga masyarakat sekitar yang terkena dampak bencana ini. Termasuk bantuan pelayanan medis yang bisa diberikan oleh klinik MDA bagi warga yang membutuhkan di tengah situasi bencana ini. Sebagai contoh, upaya evakuasi ibu hamil dari lokasi Ranteballa ke area Camp MDA, dan kemudian dilanjutkan dengan transportasi pasien via udara (helikopter) dari area helipad MDA telah berhasil dilakukan, menyusul koordinasi MDA dengan pihak Pemkab Luwu dan pihak rumah sakit di Belopa. Opsi-opsi penyediaan dan penyiapan area pendaratan helikopter (helipad) di dalam Camp MDA saat ini terus dilakukan Perusahaan, termasuk untuk membantu Pemerintah terkait rencana penyaluran bantuan ke wilayah-wilayah desa yang masih terisolasi.
Menyikapi sejumlah opini publik terkait operasi MDA terkini, Mustafa juga kembali menegaskan bahwa Perusahaan telah dan terus berkomitmen untuk menerapkan kaidah pertambangan yang baik (good mining practice) dalam semua aktivitasnya. Dokumen AMDAL dan Izin Lingkungan telah dimiliki Perusahaan sejak 2017, dan telah melalui proses Konsultasi Publik yang melibatkan pihak-pihak terkait setempat. Koordinasi dan pelaporan juga telah rutin dilakukan Perusahaan untuk semua aktivitas terkait rencana persiapan pembangunan tambang (konstruksi), baik kepada pihak Kementerian ESDM Jakarta maupun dinas teknis terkait setempat (Dinas Lingkungan Hidup). Jadi, ditegaskan Mustafa, bahwa saat ini MDA tidak melakukan kegiatan pembukaan lahan secara masif, dan juga bahwa MDA belum melakukan kegiatan penambangan.
Mengantisipasi kemungkinan belum berubahnya kondisi cuaca serta faktor lain yang menghambat akses keluar masuk dari area site, MDA kembali menegaskan komitmennya untuk selalu bekerjasama bersama Pemerintah dan pihak-pihak terkait setempat, terutama terkait penanggulangan bencana yang terjadi di sekitar wilayah operasinya.(*)