Luwu-Jenuh dijanji, masyarakat Rante Balla geram hingga tutup akses kendaraan perusahaan yang ada di Latimojing Kabupaten Luwu, Selasa 23/04
Pemantauan media di lokasi, nampak kendaraan perusahaan MDA terparkir tak bisa melintas karena terhalang palang yang dipasang warga Rante Balla.
Warga sudah mulai geram lantas perusahaan swasta yang ada di daerah mereka tidak berperilaku adil dalam perekrutan tenaga kerja.
Dengan hal tersebut salah satu tokoh masyarakat Desa Rante Balla Iron, mengatakan perusahan swasta tersebut seringkali menjanjikan perekrutan tenaga kerja mengutamakan warga setempat dan menjanjikan setiap masyarakat yang menjual tanah ke perusahaan maka juga diprioritaskan salah satu anggota keluarganya saat penerimaan tenaga kerja.
“Kami kerap memakan janji palsu, anak kami menjadi penonton, warga luar masuk kerja melewati lokasi kami sementara anak kami ditolak entah karena alasan apa, ” ujarnya.
Pihak keamanan dari Polsek Bastem bersama dengan TNI, mendatangi lokasi, negosiasi dengan warga pun terjadi, hingga dilakukan pertemuan di kantor PT Masmindo di Belopa. Beberapa pihak hadir pada pertemuan tersebut. Pihak perusahaan diberikan waktu satu minggu merealisasikan tuntutan warga. Jika dalam seminggu itu pihak perusahaan ingkar janji maka masyarakat mengancam kembali melakukan pemblokiran jalan seperti sebelumnya.
Lebih Ironis seorang pelamar dari Desa Rante Balla ditolak di bagian Loundry karena alasan memiliki wajah yang kurang menarik.
“Bayangkan untuk kerja di bagian loundry saja ditolak karena alasan tidak cantik, masuk akal tidak.” Kata ibu dari pelamar kerja dibagian loundry itu.
Setelah berapa kali diiming-imingi perekrutan tenaga kerja menurut pengakuan warga setempat, sejak berdirinya perusahaan MDA ini baru kali pertama mereka melakukan pemblokiran jalan.
“kami sudah cukup sabar dan ini baru pertama kali kami melakukan pemblokiran jalan setelah berapa kali dijanji perekrutan tenaga kerja, sampai kapan mau jadi penonton”. Ungkapnya
Hal ini juga dipicu karena pihak penyedia kebutuhan karyawan, menggunakan kontraktor dari luar bukan dari Kabupaten Luwu, seperti PT Arli yang merupakan kontraktor dari Jakarta. Selama masa aksi, Pj Kepala Desa Rante Balla tidak pernah terlihat.
Diketahui sudah beberapa kali mediasi pun telah dilakukan namun selalu tak menemukan jalan keluar.(Mita)