Nasional – Ferry Irwandi merilis video terbaru di YouTube yang membedah pola kerusuhan yang terjadi belakangan di berbagai daerah.

Dalam tayangan tersebut, Ferry menyatakan telah ikut membantu tugas intelijen pemerintah dengan “menggiring” perhatian ke sejumlah jejak akun di media sosial yang menurutnya patut ditelusuri untuk mengungkap pihak yang bermain di balik eskalasi situasi.

Ferry menekankan, jejak digital yang ia sodorkan mengarah pada kemungkinan keterkaitan dengan lingkar kekuasaan, bukan pihak asing, yang disebutnya termotivasi oleh kerakusan, rasa sakit hati, dan nafsu memperluas kuasa.

Ia mendorong pemerintah menelusuri jaringan akun tertentu di X/Twitter karena lebih mudah dipetakan afiliasi dan pola dukungannya dibanding platform lain yang lebih mudah menghapus konten.

Menurut Ferry, tujuan akhir dari pola “cipta kondisi” adalah mendorong legitimasi penetapan status darurat militer. Ia menyebut, skenario itu membutuhkan dua unsur: aksi massa yang besar dan narasi yang menggiring opini publik.

Ferry juga mengurai ciri-ciri serangan buzzer yang kerap dialami warganet saat mencoba menenangkan situasi, mulai dari akun privat, akun “angka nol” (minim konten), foto profil AI, hingga penggunaan foto orang lain dalam skala masif.

Alih-alih melawan secara fisik, Ferry mengajak publik menang lewat “kesadaran”: memahami strategi lawan, melek teknologi, saling jaga dan saling terhubung lintas komunitas.

Baginya, senjata paling efektif adalah pikiran yang jernih dan jejaring informasi yang sehat.

Di bagian rekomendasi kebijakan, Ferry menyuarakan tiga hal utama.

Pertama, membatalkan rencana kenaikan tunjangan DPR serta meninjau ulang privilese yang memicu kemarahan publik.

Ia bahkan menilai langkah kesatria bagi pihak yang telah menyinggung masyarakat adalah mundur dari jabatan.

Kedua, pembenahan menyeluruh institusi kepolisian, termasuk transparansi penuh proses hukum terhadap para tersangka dalam kasus yang menewaskan pengemudi ojek online Affan Kurniawan; ia menuntut proses cepat, terbuka, dan adil.

Ketiga, evaluasi kebijakan rekrutmen dan penanganan massa di satuan taktis agar tidak melahirkan ekses represif di lapangan.

Ferry juga menaruh perhatian pada kebebasan pers. Ia menyerukan agar jurnalis yang ditangkap saat peliputan dibebaskan, karena kerja jurnalistik merupakan pilar informasi publik yang wajib dilindungi.

Menutup pesannya, Ferry menguatkan para figur publik, influencer, dan masyarakat sipil untuk tetap bersuara, saling menopang, dan tidak gentar pada serangan buzzer.

Baginya, perjuangan ini adalah soal menyelamatkan nyawa dan menjaga Indonesia agar tetap aman, damai, sejahtera, dan hangat bagi generasi kini serta mendatang.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *