Ragam – Google merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, dan kekuatan utamanya bertumpu pada barisan kode program yang luar biasa besar.

Seluruh ekosistem Google—yang mencakup layanan seperti Google Search, Gmail, Google Drive, Android, hingga Chrome—dibangun di atas fondasi sekitar dua miliar baris kode.

Angka yang sangat fantastis ini mencerminkan betapa kompleks dan luasnya sistem yang menopang layanan Google yang digunakan oleh miliaran pengguna di seluruh dunia setiap hari.

Sebagai perbandingan, kernel Linux yang banyak digunakan pada server dan sistem operasi berbasis open source, hanya terdiri dari sekitar 15 juta baris kode.

Microsoft Windows versi terbaru biasanya mengandung sekitar 50 juta baris kode, sementara seluruh ekosistem Facebook hanya memiliki sekitar 62 juta baris.

Dengan kata lain, sistem yang menopang Google bisa 40 kali lebih besar dibanding Windows XP dan hampir 100 kali lebih besar daripada Facebook dari sisi jumlah baris kode.

Agar lebih mudah dipahami oleh orang awam, bayangkan jika setiap baris kode Google dicetak di selembar kertas. Maka akan dibutuhkan sekitar 36 juta lembar kertas untuk mencetak seluruhnya.

Jika tumpukan kertas itu disusun secara vertikal, tingginya akan melebihi gunung tertinggi di dunia. Bahkan, jika seseorang mencoba mengetik satu baris kode setiap detik tanpa henti, maka ia akan membutuhkan waktu lebih dari 63 tahun untuk menyelesaikannya.

Untuk konteks lain, seluruh aturan perpajakan Amerika Serikat yang terkenal rumit dan tebal hanya mencakup sekitar 70 ribu lembar.

Bandingkan dengan “perpustakaan” kode Google yang setara dengan ratusan ribu dokumen hukum sekaligus.

Bagi para pengembang atau mereka yang memahami teknologi, skala teknis Google jauh di atas rata-rata.

Semua baris kode tersebut dikelola dalam satu repositori utama berukuran sekitar 86 terabyte. Lebih dari 25.000 engineer dari berbagai negara mengakses dan berkontribusi setiap hari, dengan jumlah perubahan kode yang mencapai hingga 45.000 commit per hari.

Untuk mengelola kompleksitas ini, Google menggunakan sistem kontrol versi internal yang canggih bernama Piper, lengkap dengan bot otomatis yang memeriksa kualitas kode, mendeteksi bug, hingga memastikan kompatibilitas antar komponen sebelum kode tersebut dipublikasikan secara global.

Jumlah baris kode yang sangat besar ini terjadi karena Google bukan hanya sekadar mesin pencari. Ia telah berevolusi menjadi sebuah ekosistem digital raksasa yang menaungi berbagai layanan seperti Google Maps, Google Photos, sistem operasi Android, browser Chrome, layanan cloud computing, hingga sistem kecerdasan buatan.

Setiap fitur, mulai dari tombol pencarian sederhana hingga sistem algoritma rekomendasi video, memiliki kode tersendiri yang bisa terdiri dari ribuan hingga jutaan baris.

Seiring dengan bertambahnya fitur, peningkatan keamanan, dan kebutuhan integrasi lintas layanan, jumlah baris kode Google pun tumbuh secara eksponensial.

Hal ini menjadikan Google tidak hanya sebagai pemimpin pasar teknologi global, tetapi juga sebagai simbol dari kompleksitas arsitektur perangkat lunak modern.

Dunia digital yang terlihat sederhana di layar pengguna sebenarnya ditopang oleh lautan kode yang sangat rumit dan masif, menunjukkan betapa kuatnya struktur teknologi yang mereka bangun dan rawat setiap harinya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *