Luwu Timur – Keindahan Danau Matano di Sorowako, Kecamatan Nuha, kembali mencuri perhatian.

Kali ini, pesonanya memukau Delegasi Universitas Sains Islam Malaysia (USIM)/Kolej Permata Insan (KPI) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang berkunjung ke Kabupaten Luwu Timur pada Ahad (2/11/2025).

Kunjungan ini diawali dengan kegiatan jalan sehat bersama Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, dilanjutkan dengan wisata mengelilingi Danau Matano menggunakan raft.

Udara segar, panorama perbukitan, dan kejernihan air danau menjadikan perjalanan itu pengalaman tak terlupakan bagi seluruh peserta.

Sebagai danau tektonik tertua di dunia yang terbentuk 2–4 juta tahun lalu, Danau Matano memiliki kedalaman mencapai 590 meter, menjadikannya danau terdalam di Asia Tenggara.

Airnya yang jernih berasal dari ribuan mata air alami dan menjadi habitat bagi 95 persen spesies fauna endemik Sulawesi.

Selain Danau Matano, kawasan Sorowako juga dikelilingi destinasi alam menawan seperti Pantai Ide, Pantai Kupu-Kupu, dan Laa Waa River Park, yang semakin memperkuat potensi ekowisata Luwu Timur.

Namun, potensi besar ini dinilai belum sepenuhnya dimanfaatkan. Wakil Rektor II UMI Makassar, Prof Zakir Sabara yang turut hadir, menyampaikan kekagumannya terhadap pesona Danau Matano sekaligus menyoroti pentingnya percepatan pembangunan bandara di Luwu Timur.

“Pak Bupati, Danau Matano luar biasa indah, airnya sangat jernih. Tapi keindahan seperti ini tidak akan dilirik wisatawan jika Luwu Timur belum memiliki bandar udara,” ungkap Prof Zakir dengan nada serius.

Ia menegaskan bahwa bandara menjadi faktor penting untuk membuka akses wisata dan investasi.

“Segeralah bangun bandar udara. Keindahan Matano layak dinikmati dunia,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sendiri saat ini tengah mengusulkan pembangunan Bandar Udara Umum kepada pemerintah pusat.

Lokasinya direncanakan berada di Kecamatan Angkona, meliputi Desa Maliwowo hingga Desa Watangpanua, dengan total lahan sekitar 58 hektare yang siap dibebaskan.

Rencana pembangunan bandara ini diharapkan menjadi proyek strategis yang mampu mempercepat konektivitas wilayah timur Sulawesi Selatan, sekaligus mendorong sektor pariwisata, investasi, dan ekonomi masyarakat.

Dengan kekayaan alam kelas dunia seperti Danau Matano, langkah menuju kemajuan pariwisata Luwu Timur kini tinggal menunggu waktu. Dunia seolah hanya menanti gerbang baru terbuka — dan bandara bisa menjadi kuncinya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *