
Ragam -Biaya hidup yang terus meningkat dan kondisi ekonomi yang semakin tidak pasti mendorong banyak karyawan penuh waktu mencari cara baru untuk menambah penghasilan. Salah satu opsi yang kini semakin populer adalah kerja remote atau jarak jauh.
Pilihan ini memungkinkan para profesional tetap mempertahankan pekerjaan utama mereka, sambil memperoleh pemasukan tambahan di waktu luang. Fleksibilitas jam kerja serta modal awal yang relatif rendah menjadikan kerja remote sebagai solusi yang semakin banyak dipilih, khususnya di kalangan generasi muda.
Salah satu peran yang banyak diminati dalam dunia kerja remote adalah sebagai Virtual Assistant (VA). Tugas seorang VA bisa mencakup berbagai hal, seperti mengelola media sosial, menangani email, hingga administrasi bisnis online.
Peran ini umumnya tidak memerlukan keahlian teknis tingkat tinggi, sehingga bisa diakses oleh banyak kalangan, termasuk karyawan kantoran.
Menurut Tanya Gromenko, pengajar dan pendiri salah satu pelatihan VA, kerja remote saat ini bukan lagi sekadar tren sesaat.
Ia menyebutkan bahwa sekitar 48% pemilik usaha dan perusahaan di dunia sudah berencana membuka peluang kerja remote lintas negara, untuk menarik talenta terbaik.
“Banyak yang mengira bahwa untuk bisa kerja remote, mereka harus resign dulu. Padahal, ini bukan soal memilih satu atau lainnya, melainkan memperluas pilihan penghasilan,” ujarnya.
Sejak pandemi, berbagai program pelatihan kerja remote bermunculan, yang membekali peserta dengan keterampilan seperti email marketing, keahlian administratif, pengelolaan media sosial, hingga kemampuan komunikasi dengan klien internasional.
Beberapa pelatihan bahkan melengkapi proses belajar dengan simulasi langsung atau magang agar peserta lebih siap menghadapi pasar global.
Selain itu, komunitas online dan grup berbagi lowongan kerja remote pun berkembang pesat. Tidak sedikit karyawan yang berhasil memperoleh proyek tambahan atau bahkan klien tetap dari luar negeri, tanpa perlu meninggalkan pekerjaan utama.
Aldrina Widya, seorang karyawan yang kini juga mengelola klien dari Kanada dan Dubai secara remote, mengaku bahwa kemampuan mengatur waktu adalah kunci utama agar bisa menjalani kedua peran tersebut secara seimbang.
“Awalnya saya ragu, apakah bisa membagi waktu antara pekerjaan utama, keluarga, dan kerja remote. Ternyata dengan perencanaan yang baik, sangat mungkin dilakukan,” tuturnya.
Senada dengan itu, Athia Dahlia, yang awalnya iseng mengikuti kursus online, kini sudah memiliki dua klien tetap untuk kerja remote. Ia menilai bahwa peluang kerja jarak jauh memberi fleksibilitas yang selama ini sulit diperoleh di pekerjaan kantoran konvensional.
Di tengah naiknya biaya hidup dan ketidakpastian dunia kerja, kerja remote kini menjadi salah satu alternatif yang dinilai mampu meningkatkan kemandirian finansial para profesional.
Bagi banyak karyawan penuh waktu, peluang ini juga membuka jalan untuk membangun portofolio internasional tanpa harus mengorbankan stabilitas pekerjaan utama.