
Luwu – Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Luwu Raya (AMDAL) berencana menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di dua titik, yakni di depan kantor PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) dan kantor DPRD Kabupaten Luwu, Rabu (19/03/2025).
Aksi ini merupakan puncak dari serangkaian protes yang muncul setelah insiden meninggalnya seorang pekerja PT BMS pada Selasa, 11 Maret lalu.
Peristiwa tersebut telah memicu gelombang kritik dari berbagai elemen masyarakat, terutama mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam AMDAL.
Koordinator lapangan aksi, Juan Taulinggi, mengungkapkan bahwa setelah serangkaian diskusi dan konsolidasi yang dilakukan sejak Senin, 17 Maret hingga dini hari tadi, telah disepakati lima tuntutan utama yang akan mereka suarakan.
“Kami menuntut evaluasi menyeluruh terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta transparansi hasil investigasi terkait insiden fatal tersebut. Selain itu, kami meminta kejelasan mengenai jumlah dan status tenaga kerja asing serta perlindungan hak-hak pekerja lokal,” tegas Juan pada Selasa (18/3).
Ia juga menambahkan bahwa AMDAL mendesak perusahaan untuk menghentikan segala bentuk pelecehan seksual di lingkungan kerja PT BMS, meninjau kembali dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) perusahaan, serta menghentikan sementara proses produksi sampai ada langkah nyata untuk memperbaiki kondisi di dalam perusahaan.
Sebelumnya, desakan terkait transparansi investigasi kematian pekerja PT BMS juga telah disuarakan oleh anggota DPRD Kabupaten Luwu.
Ketua DPRD Luwu bersama sejumlah legislator mendatangi kantor PT BMS di Kecamatan Bua pada Jumat, 14 Maret lalu untuk meminta penjelasan langsung dari pihak perusahaan.
Aksi yang akan digelar oleh AMDAL ini diprediksi akan diikuti oleh berbagai elemen mahasiswa dan pemuda, dengan tujuan menuntut tanggung jawab PT BMS dalam meningkatkan keselamatan kerja serta transparansi dalam operasional perusahaan.