Diduga dari Kasus UIN Alauddin Makassar

Luwu – Seorang penagih koran dari media LiteX mendapat kejutan saat menerima pembayaran untuk korannya di bagian umum sekretariat Pemkab Luwu.

Dalam transaksi tersebut, ia mendapati uang palsu yang diduga made in UIN, pecahan seratus ribu yang tercampur dengan uang asli. Jumat (21/12).

Peristiwa itu terjadi ketika Echa, penagih koran LiteX, menerima sejumlah uang dari staf di bagian umum Pemkab Luwu.

Echa kemudian menemukan satu lembar uang pecahan seratus ribu yang tampak berbeda. Ia menyerahkan uang tersebut kepada rekannya, Mita, warga Desa Bassiang Timur, Kabupaten Luwu, untuk digunakan dalam pembayaran utang.

Namun, beberapa saat kemudian Mita merasa ada yang tidak beres dengan lembaran uang tersebut.

Setelah memeriksa lebih teliti, Mita merasa permukaan uang tersebut terasa aneh, seperti memegang kertas surat kabar. Ia kemudian mengucek pinggirannya, dan uang tersebut mulai terbelah.

Bahkan, sudut lain uang itu juga terbelah menjadi tiga bagian.

Mita kemudian memeriksanya lebih lanjut, ketika diterawang, gambar lambang Bank Indonesia (BI) yang seharusnya muncul di uang asli tidak terlihat.

Begitu juga dengan gambar orang berkacamata yang seharusnya ada pada uang pecahan tersebut, hanya tampak gambar seperti alis di tempat yang seharusnya ada gambar wajah.

Kepada media, Mita menyatakan bahwa ia langsung merasa yakin jika uang itu palsu.

“Saya kaget waktu memegangnya, karena uang itu teksturnya terasa sangat aneh, seperti kertas biasa, namun sekilas benar-benar seperti asli. Setelah saya cek lebih lanjut, ternyata terbelah, saya seperti tidak bisa bicara karena baru kali ini melihat langsung uang palsu, yang benar-benar seperti asli, ” ujarnya.

Mita mengatakan pernah melihat uang palsu mainan anak, tapi pada uang palsu anak-anak itu tertulis uang palsu.

Konfirmasi lebih lanjut dilakukan kepada Samri Sinong, staf di bagian umum yang menerima pembayaran tersebut. Samri mengungkapkan bahwa uang tersebut diterimanya dari bendahara.

Sementara itu, Kabag Umum Setda Pemkab Luwu, mengatakan bahwa kejadian ini cukup membingungkan.

“Aneh juga karena uang tersebut juga diterima bendahara dari Bank,” ujar Kabag Umum, menyebutkan lebih lanjut mengenai sumber uang yang didapatkan bendahara tersebut

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dalam setiap transaksi, terutama yang melibatkan uang tunai.

Sementara dokter Andi Fadly saat diinformasikan mengenai adanya beredar uang palsu ini di Kabupaten Luwu yang diduga adalah salah satu ciptaan kampus UIN Makassar. Ikut memberi tanggapan,

“Memang salah satu yang tersangka di kasus UIN itu ada berprofesi sebagai pegawai bank jadi kemungkinan bisa sampai ke berbagai bank, ” ungkapnya. (redaksi)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *