Internasional – Senator Bernie Sanders bersama sejumlah senator progresif Amerika Serikat kembali menegaskan penolakan keras terhadap kemungkinan intervensi militer AS ke Iran tanpa persetujuan eksplisit Kongres.

Melalui pengajuan Rancangan Undang-Undang (RUU) bertajuk No War Against Iran Act, Sanders dan koleganya berupaya melarang penggunaan dana federal untuk aksi militer terhadap Iran, kecuali dalam konteks pertahanan diri sesuai War Powers Resolution yang berlaku.

RUU ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, serta kekhawatiran bahwa Amerika Serikat akan terseret ke dalam konflik besar di Timur Tengah. Sanders menyoroti serangan udara Israel ke berbagai fasilitas militer dan nuklir Iran, yang memicu serangan balasan dari Teheran.

Ia menilai tindakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai tindakan sembrono yang melanggar hukum internasional dan berpotensi memicu perang regional yang lebih luas.

Dalam pernyataannya pada Senin (16/06/2025), Sanders menegaskan, “Kongres harus menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan terseret dalam perang pilihan Netanyahu,” .

Ia juga menambahkan bahwa Presiden Donald Trump “tidak memiliki wewenang” untuk memulai perang baru yang mahal tanpa otorisasi jelas dari Kongres.

Sanders mengingatkan, pengalaman pahit Perang Irak yang didorong oleh desakan Netanyahu pada 2002 telah menelan ribuan korban jiwa dan triliunan dolar dana publik, serta meninggalkan penderitaan berkepanjangan di kawasan tersebut.

RUU ini didukung oleh sejumlah senator terkemuka seperti Elizabeth Warren, Jeff Merkley, Ed Markey, Chris Van Hollen, Tammy Baldwin, Tina Smith, dan Peter Welch.

Mereka secara tegas mengkritik keputusan pemerintahan Trump yang dinilai memperburuk situasi dan menegaskan pentingnya peran konstitusional Kongres dalam keputusan perang.

Senator Warren menegaskan, “Konstitusi kita jelas: Kongres yang memutuskan kapan negara kita berperang, bukan presiden atau pemerintah Netanyahu”.

Ketegangan internal juga terjadi di Partai Demokrat, di mana faksi progresif mendesak sikap tegas anti-perang, sementara sebagian pimpinan partai memilih langkah hati-hati dengan menuntut keterlibatan Kongres sebelum presiden dapat menggunakan kekuatan militer terhadap Iran.

Sementara itu, sejumlah anggota parlemen lintas partai, seperti Ro Khanna dan Thomas Massie, juga mengajukan resolusi untuk membatasi wewenang presiden dalam memutuskan perang tanpa persetujuan legislatif.

Di tengah situasi yang semakin memanas, video reaksi spontan Sanders saat mengetahui serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran viral di media sosial.

Dalam kampanye bertajuk “Fight Oligarchy” di Tulsa, Oklahoma, Sanders mengecam keputusan Trump yang dianggap tidak konstitusional dan menegaskan bahwa rakyat Amerika telah berulang kali dibohongi pemerintahnya terkait perang, mulai dari Vietnam hingga Irak.

“Kita tidak boleh membiarkan sejarah terulang,” tegas Sanders, disambut sorakan “no more war” dari para pendukungnya.

Serangan yang dilakukan AS, dijuluki operasi Midnight Hammer, menghantam fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan dengan bom penghancur bunker.

Iran pun membalas dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone ke wilayah Israel, menyebabkan puluhan korban jiwa dan ribuan luka-luka di Israel.

Situasi yang terus berkembang ini mendorong Kongres AS untuk segera mengambil langkah legislatif guna mencegah keterlibatan militer lebih jauh dan memastikan proses demokratis tetap dijalankan dalam setiap keputusan perang.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *