Ragam – Meskipun menggoda dan murah, gorengan bukan pilihan takjil yang tepat setelah seharian berpuasa. Dokter gizi Nur Aliah dari RSUD Cibinong, Bogor, Jawa Barat, menjelaskan bahwa kebiasaan ini berisiko tinggi bagi kesehatan.
Konsumsi gorengan berlebihan dapat menyebabkan penumpukan minyak dan lemak, meningkatkan risiko obesitas, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung. Bagi penderita penyakit seperti darah tinggi, diabetes, jantung, dan kolesterol, kebiasaan ini dapat memperparah kondisi mereka.
“Itu semua merupakan akibat dari jangka panjang,” kata Nur seperti dikutip dari Alinea.id, Kamis (20/3).
Selain itu, gorengan juga mengandung zat beracun akrilamida yang terkait dengan kanker ginjal, endometrium, dan ovarium. Mengonsumsi makanan ini secara rutin meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
Merujuk Health Digest, makanan yang digoreng mengandung zat beracun yang disebut akrilamida. Menurut penelitian yang diterbitkan International Journal of Cancer (2015), zat itu terkait dengan kanker ginjal, endometrium, dan ovarium.
“Makanan yang digoreng tinggi kalori, dilapisi adonan dan tepung, serta dimasak dengan minyak lemak. Minyak ini diserap ke dalam makanan yang dimasak, sehingga meningkatkan kandungan lemak dan kolesterol, serta jumlah kalorinya,” tulis Health Digest.
Dampak negatif gorengan tak berhenti di situ. Peradangan yang ditimbulkan dapat berakibat pada pembuluh darah ke otak dan memengaruhi kemampuan berpikir. Bahkan, penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi gorengan dengan peningkatan kecemasan dan depresi.
Sebagai alternatif takjil yang lebih sehat, Nur Aliah menyarankan kudapan manis yang tidak berlebihan, seperti buah-buahan, kurma, atau sedikit teh manis. Kombinasi tiga buah kurma, teh manis, dan air putih sudah cukup untuk memenuhi 10% kebutuhan energi tubuh saat berbuka puasa.
Untuk mengembalikan energi setelah berpuasa, dianjurkan mengonsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks, seperti sayuran, lauk hewani, dan nabati. Hindari menumis sayur dan pilih alternatif yang lebih sehat seperti sayur bening dan pepes.
“Itu sebenarnya juga sudah sangat cukup untuk menjadi takjil atau makanan pembuka puasa karena ini hanya makanan pembuka, yang sebenarnya tidak terlalu banyak,” kata dia.
“Karena kalau mereka (makanan asam atau terlalu pedas) langsung masuk (ke pencernaan), maka lambung itu bisa kaget lantaran sudah kosong selama lebih dari 12 jam,” lanjutnya.
Menjaga keseimbangan asupan gizi sangatlah penting. Konsumsi buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Minum air putih minimal 3 gelas dari buka hingga sahur juga tak boleh dilewatkan.
“Tidak lupa juga air putih yang minimal sehari itu kita konsumsi sebanyak tiga gelas dari buka hingga sahur,” ujar dia.
“Semakin banyak itu (minum air putih) semakin bagus juga tentunya,” pungkasnya.(renon)